Nasi Uduk depan DPRD Kota Prabumulih Menjadi Idola Masyarakat

0 29

Prabumulih | Sriwijayaterkini.co.id – Pada Saat Stasiun Kereta Api Kota Prabumulih, dibangun pada tahun 1911-1917, oleh para tentara belanda, saat itu belanda membuat jalur Rel Kereta Api (KA) dari Kertapati ke Tanjung Karang, dan jalur Muara Enim. Tempat tersebut sudah beberapa kali dilakukan perombakan bangunan stasiun kereta api, dari masa penjajahan belanda sampai dengan sekarang.

Dan bukan hanya itu saja nama perusahaan kereta api atau yang membangun jalur rel pun sudah sering berganti. Saat itupun lokasi Stasiun (KA) Prabumulih Kota menjadi tempat para pedagang yang mengais rejeki, tetapi kini Stasiun (KA) Prabumulih menjadi kenangan, dan pedagang kaki limapun berpindah ke lokasi depan gedung DPRD Kota Prabumulih

Di sini apapun bisa jadi uang, siapapun orangnya bisa berpeluang mendapatkan penghasilan asal mau dan tidak malas. prabumulih, sebelum Stasiun (KA) semuanya berubah drastis dan menghilang bagai ditelan bumi.

Para pedagang asongan yang menggantungkan hidupnya berjualan di stasiun tersebut, tiba-tiba terpecah berai,semenjak dikeluarkannya larangan berdagang didalam atau diluar (KA) Kereta Api, ada yang tidak melanjutkan berjualan dan ada juga yang melanjutkan jualannya di depan gedung DPRD Kota Prabumulih poros utama Jl.Jendral Sudirmam banyak sekali berjejer kuliner khas nusantara Nasi uduk.

Adi Salahsatu pengunjung warung nasi uduk mengatakan, dengan adanya pedagang di depan gedung DPRD Kota Prabumulih,dengan berdirinya pedagang nasi uduk di depan gedung DPRD Kota Prabumulih setau saya berdiri sekitar kurang lebih dari tahun 2010 sejak ditutupnya (KA) Kereta Api ditutup, para pedagang rata-rata pindah di depan gedung DPRD Kota Prabumulih

Lanjuntya Adi. Dengan adanya pedagang nasi uduk disini, bagi saya sangat membatu sekali,disaat penikmat nasi uduk dalam kondisi lapar dimalam hari bisa mengunjungi tempat ini dan ini sudah menjadi tradisi masyarakat Kota Prabumulih.ucap dia

Lebih lanjutnya Adi. Sebenarnya dengan adanya pedagang nasi uduk dipinggir jalan,selain membantu, tetapi sayangnya sarana parkirannya tidak ada, kami semua parkir dipinggir jalan raya.tutur dia

Ditempat yang sama Nita mengaku dirinya sebagai pegawai nasi uduk, sudah satu tahun dirinya menggeluti sebagai pedagang nasi uduk di depan gedung DPRD Kota Prabumulih.

Dikatakan Nita, kami mulai buka berdagang dari sore sampai malam hari. Alhamdullilah untuk pengunjung lumayan ramai yang mampir di warung nasi uduk kami.tutupnya dia. (red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.