SKK Migas Sumbagsel Melaksanakan Forum Operasi Secara Virtual
Palembang | Sriwijayatetkini.co.id – SKK Migas perwakilan sumbagsel menggelar forum operasi yang merupakan agenda rutin tahunan secara virtual (27/10/2020)
Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, Adiyanto Agus Handoyo yang sekaligus membuka acara ini secara resmi,200 Peserta lebih dari berbagai latar belakang mulai dari pekerja SKK Migas, KKKS, Jajaran Kepolisian di Wilayah Sumsel dan Jambi, Media hingga Mahasiswa dan Mahasiswi dari berbagai Universitas di Sumsel serta Jambi juga hadir dalam forum ini.
Kegiatan ini melibatkan tiga narasumber yaitu Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon Suardin, yang membahas terkait Strategi Industri Hulu Migas di Era Kenormalan Baru : Road to 1 MBOPD in 2030. Berikutnya Kapolda Sumatera Selatan yang diwakili oleh Direktur Pamobvit Polda Sumsel, Kombes. Pol. Mirzal Alwi S.Ik berbicara mengenai Strategi Pengamanan Objek Vital Nasional Pada Masa Pandemi dan HSE Superintendent KKKS Seleraya Merangin Dua, Denny Sukmaputra yang menyampaikan informasi Survei Seismik Akuisisi di Era New Normal.
Dalam sambutannya,Adiyanto Agus Handoyo menyampaikan banyaknya tantangan yang dihadapi industri hulu Migas dalam memenuhi target angka produksi pada masa ini, selain masalah pandemic covid-19, ada hal lain yang menjadi tantangan industri hulu migas yaitu natural decline rate produksi, turunnya permintaan (demand), turun nya harga minyak serta isu terkait tenaga kerja yang perlu mendapat perhatian baik bagi pelaku industri hulu Migas ataupun para pemangku kepentingan, dan yang tidak kalah penting adalah faktor keamanan dalam keberlangsungan kegiatan usaha hulu Migas. “Namun demikian ditengah tantangan tersebut kami, SKK Migas – KKKS akan terus beradaptasi dalam melakukan kegiatan eksplorasi dan juga eksploitasi, baik itu dengan kegiatan survei seismik, pemboran, kerja ulang dan perawatan sumur demi memenuhi komitmen dalam mencapai target angka produksi yang telah ditetapkan,” tutup Adiyanto.
Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon Suardin dalam paparan materinya menyampaikan bahwa selama adanya pandemi tidak dapat dipungkiri memang industri hulu migas dalam hal ini SKK Migas dan KKKS sangat merasakan dampaknya. Namun demikian, hal tersebut tidak menutup langkah bagi SKK Migas dan KKKS untuk tetap melakukan berbagai kegiatan. Hal ini dibuktikan dengan berjalannya beberapa kegiatan besar yang dilakukan KKKS salah satunya ialah Survei seismik 2D terpanjang se- Asia Pasifik oleh SKK Migas bersama KKKS PHE Jambi Merang.
“Ini merupakan bentuk komitmen yang membanggakan sekalipun ditengah pandemi namun survei seismik yang mencakup 35 cekungan ini dapat diselesaikan kurang dari satu tahun pengerjaan,” ujar Jaffee. Dalam kesempatan ini Jaffee menjelaskan bahwa dalam kegiatan hulu migas, SKK Migas dan KKKS berupaya meningkatkan produksi migas dengan cara selalu bertransformasi secara perlahan terkhusus dalam upaya mencapai target di tahun 2030 mendatang. Ibarat dianalogikan penggambaran transformasi ini sama halnya bagaimana seekor ulat yang akhirnya dapat menjadi kupu-kupu yang Indah. Begitulah proses, dari study g&g, survei yang dilakukan, proses pengeboran sumur hingga hasil produksi yang didapatkan nantinya diharapkan mampu mencapai apa yang menjadi target didepan mata, perlahan, namun proses transformasi itu berlangsung dan berjalan dengan pasti,” imbuhnya.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa dalam peningkatan produksi migas ini juga ada empat strategi utama yang dijalankan SKK Migas yakni Maintaining Existing, transformasi Reserve to Production, Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Eksplorasi yang massive.
Tak kalah menarik dengan paparan Deputi Perencanaan SKK Migas, dari sisi pengamanan Dir. Pamobvit Polda Sumsel menyampaikan ada beberapa permasalahan yang dihadapi selama masa pandemi ini seperti belum adanya SOP yang terpadu, belum optimalnya koordinasi dan komunikasi antara pengelola obvitnas dengan Polri, pemutusan hubungan kerja dan banyak faktor lainnya.
“Kami rasa ditengah banyaknya tantangan yang kita hadapi saat ini, langkah strategis yang perlu diterapkan adalah meningkatkan kerja sama dan koordinasi yang baik antar stakeholder mulai dari Polri, ormas, perusahaan, pemerintah daerah dan juga perlu ditingkatkannya lagi terkait security awareness” ujar Mirzal.
Ia juga menyampaikan bahwa meningkatnya gangguan keamanan diwilayah objek vital nasional ini, terutama untuk kasus pencurian migas, dipicu oleh beberapa hal antara lain adanya hubungan yang terjalin kurang selaras antar berbagai pihak sehingga perlu adanya usaha kembali dari semua lini untuk menyelaraskan hal ini sehingga pemahaman terkait pentingnya menjaga objek vital nasional ini dapat dipahami bersama. (izah)