Sejumlah Pelajar Di UPT SMPN 5 Satu Atap Belum Bisa Baca, Potret Buram Pendidikan di Tubaba
Tubaba | Sriwijayaterkini.co.id – Sejumlah pelajaran di UPT SMPN 5 Satu Atap Tulang Bawang Barat dikabarkan belum bisa membaca hal itu dibenarkan oleh Sarwo Edi Korwas Kecamatan Tulang Bawang Tengah saat melakukan kroscek di sekolah tersebut. Rabu (30/11/2022).
Saat diwawancarai Sarwo Edi mengatakan bahwa terdapat sejumlah siswa yang menurutnya masih belum bisa membaca.
“Ada beberapa yaitu di Kelas VII dan Kelas IX,” ungkapnya.
Menurutnya hal tersebut merupakan sesuatu yang biasa-biasa saja, Namun dirinya menegaskan bahwa sepengetahuan dia hal serupa hanya ada di UPT SMPN 5 Satu Atap Tubaba saja.
“Iya saya di sini hanya membantu karena pengawas yang satunya itu berhalangan untuk hadir ya dan sepengetahuan Saya cuman hanya di sini nggak ada di sekolah lain,” kata dia.
Sementara disinggung mengenai perpustakaan yang tidak di miliki oleh UPT SMPN Satu Atap Tubaba Sarwo Edi menuturkan bahwa hal itu merupakan salah satu pemicu yang mengakibatkan Siswa mengalami Keterlambatan dalam lancar membaca.
Sarwo Edi menegaskan bahwa pihaknya akan berupaya untuk melakukan evaluasi secara serius serta melakukan pembinaan secata terfokus agar Siswa di UPT SMPN Satu Atap Tubaba yang berlokasi di Tiyuh Penumangan Kecamatan Tulang Bawang Tengah tersebut dapat membaca.
“Ya ini kita targetkan sampai di akhir tahun ajaran ini siswa-siswa yang belum bisa baca itu kita targetkan bisa dan lancar membaca,” ungkapnya.
Kroscek yang dilaksanakan itu tampa didampingi oleh Kepala Sekolah UPT SMPN Satu Atap 5 Tulang Bawang Barat, menurut para guru dirinya berhalangan hadir lantaran urusan keluarga, sementara disinggung mengenai surat izinnya tidak ada.
Dikutip dari pertemuan antara Guru dan Pihak Korwas bahwa siswa yang belum bisa membaca tersebut memiliki keterbelakangan, Mereka beralasan bahwa siswa tersebut bukan merupakan dari UPT SD 5 Tulang Bawang Tengah.
“Itu anaknya yang keterbelakangan dan juga itu bukan dari SD kita ini itu dari SD 1 penumangan baru,” ucapnya.
Sementara salah seorang guru berinisial S menegaskan bahwa hal itu terjadi karena adanya aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah bahwa setiap murid yang bersekolah harus naik kelas.
“Ya inilah akibatnya karena dari Aturan itu murid harus naik kelas jadi inilah akibatnya kan kita sendiri yang susah,” ucapnya.
Sementara hingga berita ini diterbitkan belum ada keterangan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tubaba mengenai jumlah sekolah Menengah Pertama yang memiliki murid belum bisa baca. (Joni St)