Pesantren La Roiba Terbitkan Buku Pedoman MC, Khatib dan Imam
“Menyemai Cahaya Kata” Panduan Menghilangkan Grogi MC, Khatib dan Imam
Muaraenim, Sriwijayaterkini.co.id– Pernahkah disuruh kepala desa, camat atau panitia untuk menjadi MC? Atau disuruh pengurus masjid dan mushola untuk menjadi khatib dan Imam? Bagi yang belum terlatih, pasti bingung, gusar, dan dipastikan grogi, bukan?
Parahnya, kita kemudian mencari alasan untuk tidak melaksanakan tugas, karena : tidak bisa, karena belum pernah dan lainnya. Intinya ingin menghindar dari tugas dan menunjuk orang lain. Dan di acara berikutnya, datang agak terlambat supaya tidak ditunjuk lagi! Aduh Parah!
Ini bukan kisah di film dan sinetron. Pada sebuah peristiwa yang baru-baru ini terjadi. Sebut saja Ustadz Muis, salah satu tamu takziyah di rumah warga di Sumatera Selatan, seketika “ditembak di tempat” oleh tuan rumah untuk menjadi MC dadakan.
Ternyata bukan Ustadz Muis saja yang kena “todong” di rumah itu. Tetapi para jemaah lain juga terkena “todongan” yang sama. “Bapak jadi MC, ya! Bapak pimpin yasin, dan juga tahtim-nya, Bapak pimpin Tahlil. Kalau ceramah sudah ada Kiai Taufik Hidayat,” ujar tuan rumah menunjuk beberapa jemaah yang kaget malam itu.
“Kalau ndak katek (tidak ada), aku jadi. Tapi kalau sudah ada petugasnya, jangan aku, ndak lemak!” ujar warga yang merasa tidak enak dengan petugas yang mungkin sebelumnya sudah diminta tuan rumah sebelum acara digelar, Selasa (26/06/2025).
BACA BERITA TERKAIT :
Milad ke-6 PP Laa Roiba Digelar, Bupati Edison : Santri Harus Jadi yang Terdepan
Peluncuran Program “SKIM” Warnai Milad ke-6 PP Laa Roiba Muaraenim
Dibuka, Sekolah Khatib dan Imam PP Laa Roiba Muaraenim, Segera Daftar!
- Buku “Menyemai Cahaya Kata” Panduan Menghilangkan Grogi MC, Khatib dan Imam
Ternyata, malam itu benar-benar serba mendadak. Sejak memimpin Baca Suroh Yasin, Tahlil dan Tahtim, ditunjuk di tempat. Tidak bisa dibayangkan, apa yang bakal terjadi, seandainya para jemaah yang hadir tidak siap? Untungnya, semua siap sedia, dan acara lancar, hingga tuntas.
Tapi ada lagi kejadian lucu di acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di sebuah masjid komplek di Palembang, berdekatan dengan Jalan Noerdin Panji, tahun lalu.
Sekali lagi, Ustadz Muis kali itu diundang ceramah. Anehnya, sejak ketua panitia, sambutan ketua masjid, mewakili undangan tidak ada yang siap. Mengapa? Semua “ditembak ditempat” oleh pengurus masjid, malam itu, lima menit sebelum acara.
“Mohon maaf bapak-bapak dan Ibu-ibu. Karena di komplek ini menyerahkan tugas ini kepada saya semua, dan sudah saya tawarkan tidak ada yang bersedia, saya akan menyampaikan sambutan, baik ketua panitia, mewakili pengurus masjid, dan mewakili undnagan,” ujarnya. Hanya doa dan ceramah yang tidak diwakilkan, karena diserahkan ke Ustadz Muis.
Menyedihkan tata kelola acara yang demikian. Seolah tak ada orang lain yang berkemampuan. Boleh jadi berkemampuan, tetapi siapapun bila “ditembak di tempat” dan tidak terbaiasa membawakan acara, memimpin tahlil, suroh yasin, dipastikan “berkeringat dingin” alias grogi, melebihi saat akad nikah.
Tapi sekarang tidak perlu risau dan gelisah. Buku “Menyemai Caha Kata” yang disusun KH Taufik Hidayat, S. Ag, M.I, Kom, Pendiri dan Pemimpin Pondok Pesantren (PP) La Roiba Muaraenim siap memandu Anda. Dijamin buku ini menjadi “Buku Anti Grogi” saat tampil. Baik MC, Khatib, Imam dan Bilal, bahkan mengurus jenazah juga dipandu dalam buku ini.
Bahkan, tata kelola kelola acara, tata cara bicara MC yang baik, sambutan acara di desa dan di kota, persiapan khatib dan imam, bilal, sampai tata cara mengurus jenazah dan doanya ada di buku ini. “Tambahan, ada juga panduan bagi yang masih awam dzikir setelah shalat wajib, juga ada di buku ini,” ujar editor Penerbit Pustaka La Roiba, Imron Supriyadi, S. Ag, M. Hum, Jumat (25/05/2025).
Bukan hanya itu, bagi yang ingin lebih dalam belajar menjadi MC, Khatib dan Imam, atau Bilal di masjid, bukan hanya bisa membeli bukunya, tapi bisa daftar di Sekolah Khatib dan Imam (SKIM) La Roiba Muaraenim. “Daftarnya kapan? Sekarang juga masih dibuka!” ujar Imron yang juga, Kepala Program SKIM PP La Roiba Muaraenim.
Apa keistimewaan buku ini? Bagi siapa saja yang sudah memiliki buku ini, kapan saja dan di mana saja diminta menjadi MC, sambutan acara apa saja, sudah disiapkan teksnya. “Apalagi khatib dan imam. Buku ini praktis aplikatif. Sampai acara Marhaba atau Barzanji juga ada di buku ini,” tegas alumnus 1998 Fakultas Ushukuddin IAIN Raden Fatah Palembang ini.
“Contoh teks MC dan sambutan, insya ada, khususnya untuk kegiatan keseharian yang biasa dilakukan tahunan, terutama acara peringatan hari-hari besar Islam,” tegas Mentor Publik Speaking PP La Roiba ini meyakinkan calon pembaca.
Buku ini diterbitkan atas Kerjasama PP La Roiba dan Pustaka La Roiba, Tujuannya, untuk memandu peserta dan murid SKIM La Roiba yang nantinya, sekolah di SKIM akan mulai pekan depan (pertengahan Juni 2025) usai Hari Raya Idul Adha.
Tetapi bagi warga lain yang tidak menjadi peserta dan “murid” SKIM La Roiba, bisa memperoleh buku ini, dengan cara memesan lebih dulu melalui tim SKIM di PP La Roiba. “Karena buku ini jumlahnya terbatas, jadi harus kita lisr dulu siapa saja yang akan membeli. Takutnya nanti kehabisan!” tegasnya.
“Alhamdulillah, dengan terbitnya buku ini, semoga bisa memberi manfaat bagi semua. Paling tidak yang belum bisa tampil akan banyak dapat manfaat dari buku ini,” ujar Imron meyakinkan warga calon pembaca, utamanya bagi yang ingin belajar MC, khatib dan imam di masjid dan mushola.**
TEKS : AHMAD MAULANA | EDITOR : T PAMUNGKAS