
Peluncuran Program “SKIM” Warnai Milad ke-6 PP Laa Roiba Muaraenim
Milad ke-6 PP La Roiba Sukses, Sekolah Khatib dan Imam Rsmi Dibuka
Muaraenim, Sriwijayaterkini.co.id – Kali ke-6, Pondok Pesantren (PP) Tahfidz dan Dakwah Laa Roiba Muaraenim memperingati hari kelahirannya, Kamis (15 Mei 2025). Acara dengan judul Milad ke-6 Ponpes Laa Roiba ini ditandai dengan pembukaan Sekolah Khotib dan Imam (SKIM) Sumatera Selatan, yang dikelola PP Laa Roiba, Minggu, 15 Mei 2025.
KH Taufik Hidayat, S. Ag, M.I, Kom, Pendiri dan Pemimpin PP Laa Roiba Muaraenim menjelaskan, SKIM ini ke depan akan menjangkau di Sumsel. Hanya saja, untuk kali pertama ini, proses belajarnya, akan diawali dari PP Laa Roiba Muaraenim. “Ke depan, tentu bukan hanya di Muaraenim saja, tetapi kitab isa menjalin Kerjasama semua pihak, BUMN atau BUMD di Sumatera Selatan,” tegasnya, ketika dibincang usai Milad ke-6 PP Laa Roiba Muaraenim, (Kamis, 15 Mei 2025).
Lebih lanjut, alumni Trainer Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Leadership Center Ary Ginanjar Agustian ini mengatatakan, dibukanya SKIM ini bermula dari tanggungjawab moral sebegai salah satu pengasuh dan pengelola pesantren.
Berdasar dari perjalanan dakwah-nya di sejumlah masjid di penjuru Muaraenim dan beberapa titik masjid di Sumsel, putra dari pasnagan suami-isteri Mad Nawi dan Siti Royuna ini merasa perlu menyampaikan rasa keprihatinan yang mendalam, terhadap kondisi masjid-masjid di berbagai daerah.
Bukan karena tidak bagus bangunannya, tetapi mayoritas masjid hanya berfokus pada pembangunan fisik semata. “Memang Tidak semua. Tetapi sebagian masjid, sering kali terlupa oleh kemegahan fisik semata, sementara abaik terhadap pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) di ienternal masjid, atau di sebuah kampung,” tambahnya.
BACA BERITA TERKAIT :
Pesantren La Roiba Terbitkan Buku Pedoman MC, Khatib dan Imam
Peluncuran Program “SKIM” Warnai Milad ke-6 PP Laa Roiba Muaraenim
Dibuka, Sekolah Khatib dan Imam PP Laa Roiba Muaraenim, Segera Daftar!
- Buku “Menyemai Cahaya Kata” Panduan Menghilangkan Grogi MC, Khatib dan Imam
Pria kelahiran Kikim, Kabupaten Lahat 24 April 1975 menegaskan, di Muaraenim atau di Sumsel secara umum, sangat banyak masjid yang megah dan indah berdiri. Namun sangat sedikit yang memiliki SDM mumpuni yang mampu secra syariat untuk menjadi imam, khatib, atau bilal yang baik.
Padahal, menurut mantan Dosen Fakultas Ushuludin IAIN Raden Fatah Palembang ini, keutamaan masjid tidak hanya terletak pada bangunannya, tetapi juga pada bagaimana masjid tersebut, mampu menjadi pusat ibadah dan pembelajaran agama yang benar, termasuk menyiapkan SDM untuk tata kelola dan peribadatan di masjid.
“Ada saja kita pernah dengan keluhan, ada masjid yang sulit mencari imam yang fasih membaca Al-Qur’an dengan tartil, atau khatib yang mampu menyampaikan khutbah Jumat dengan penuh hikmah, atau bilal yang mengumandangkan adzan dengan suara yang merdu dan khusyuk,” kisahnya.
Ironisnya, menurut Kiai Taufik Hidayat, dana yang tersedia untuk pengelolaan masjid lebih banyak dialokasikan untuk renovasi fisik, sementara pembinaan SDM, kurang mendapatkan perhatian yang serius.
“Akibatnya, banyak generasi muda yang tidak siap menjadi imam dan khatib, atau bilal, ketika dibutuhkan. Hal ini terjadi, karena mereka tidak pernah mendapatkan pelatihan yang memadai. Sementara masjid yang dibangun hanya sebatas fisik, bukan menguatkan SDM yang menjadi aset masa depan bagi masjid itu sendiri,” tambahnya.
Oleh sebab itu, PP Laa Roiba Muaraenim, sebagai salah satu Lembaga yang mendidik generasi Muslim, sangat ikut bertanggungjawab untuk ikut mencetak, mendidik dan menghadirkan kader khatib, imam dna bilal, melalui program SKIM ini.
Sementara itu, Ketua Program SKIM, Imron Supriyadi, S. Ag,M. Hum menjelaskan, SKIM yang didirikan ini, tidak identik dengan sekolah pada umumnya. Melainkan, SKIM ini dalam bentuk kursus singkat yang yang serius. “Peserta akan menjalani sekolah selama enam bukan, dengan pertemuan 3 kali dalam satu mingu,” tegasnya.
Lebih lanjut, alumnus Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah Palembang ini mengatakan, peserta atau murid SKIM ini, merupakan utusan dari setiap masjid dan mushola. Batas umurnya antara 17-30 tahun.
“Utamanya, kami akan mengkader calon khatib dan imam, yang belum pernah tampil, baik sebagai imam, khatib, MC dan bilal. Terlebih, remaja masjid, mahasiswa menjadi prioritas,” tambahnya.
Trainer Pubilic Speaking PP Laa Roiba ini juga menjelaskan target SKIM ini, dalam satu tahun ke depan, akan melahirkan para pemuda dan remaja masjid yang siap pakai, disaat dibutuhkan Masyarakat, terutama menjadi khatib, imam, MC dan bilal.
Materi lain dalam SKIM ini, setiap peserta juga akan diajarkan tentang ibadah kemasyarakatan, memimpin yasin, tahlil dan mengurus jenazah. “Mengapa ini penting? Karena banyak ditemukan kasus di acara-acara ternetu, MC, memimpin Yasin, tahlil sering kali ditunjuk mendadak. Kalau kebetulan ada orangnya masih bagus. Tapi bagaimanapun, tata kelola acara yang serba mendadak dipastikan tidak akan maksimal,” tegasnya.
Dijadwalkan, pekan kedua Bulan Juni 2025, SKIM ini akan dimulai. Lokasi belajarnya di Gedung Balai Latihan Keterampilan (BLK) PP La Roiba dengan fasilitas lengkap. Pola belajarnya, menurut mantan Dosen UIN Raden Fatah Palembang ini, akan lebih banyak praktik dari teori.
“Sekolah ini menerapkan system praktis aplikatif. Persentasenya, 80 persen praktik dan 20 persen teori. Jadi memang sekolah ini punya target, alumni dari sekolah ini memang benar-benar jadi dan serius, siap pakai. Bukan jadi-jadian, seperti hasil Latihan yang hanya sehari atau setengah hari,” tegasnya.
Terkait dengan pendaftaran, Imron mengemukakan, sejak dibukanya SKIM di even Milad ke-6 PP La Roiba dua pekan silam, hingga saat ini sudah ada bebarapa masjid yang siap ikut dan sudah mendaftar.
“Kita sedang atur jadwal sekolahnya. Rancangan belajar di SKIM, dalam satu pekan hanya setengah hari. Kita buat jadwal pagi sampai siang, dan kelas siang sampai sore. Ini kami lakukan agar tidak benturan dengan kegiatan lain para peserta,” tambahnya.
Disoal tentang biaya, pelatih Teater Batu Hitam PP Laa Roiba Muaraenim ini menjelaskan, setiap peserta akan diberi beban tanggungjawab membayar sebesar Rp. 2.500.000 selama enam bulan. “Namun, uang itu bukan menjadi tanggungan pribadi, tetapi dari dana kas masjid yang dikeluarkan untuk biaya sekolah. Kalau selama ini masjid bisa membeli semen, terali besi, beli speaker atau sound sistemm, ganti keramik, kenapa kalau untuk biaya sekolah tidak? Ini tujuan jangka Panjang, menyiapkan sumber daya manusia masjid,” tegasnya.**
TEKS : T. PAMUNGKAS | EDITOR : UJANG HIMDI MANAN
Info Pendaftatan SKIM La Roiba: Ustadz Riki : 0852-4686-0643 | Ustadz Imron : 0812-7127-4232