Kolaborasi Unik Bank Indonesia dan Pemprov Sumsel, Upaya Bersama Kendalikan Inflasi Lewat Tanam Serentak

0 28

Palembang, Sriwijayaterkini.co.id – Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel menggelar kegiatan Gerakan Tanam Cabai dan Bawang secara serentak di seluruh Sumatera Selatan pada Selasa (16/07/24).

Kegiatan ini bertujuan untuk mengendalikan inflasi pangan yang sering menjadi faktor utama dalam perhitungan inflasi daerah.

Ricky P Gozali dari Bank Indonesia menjelaskan bahwa inflasi tahunan Sumsel pada Juni 2024, berdasarkan laporan BPS, tercatat sebesar 2,48 persen Year-on-Year (YoY), turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 2,98 persen YoY.

Angka ini juga lebih rendah dari rata-rata nasional, yang sebelumnya berada di atas nasional pada semester pertama dengan angka 2,51 persen YoY. Di kawasan Sumatera, inflasi Sumsel adalah yang kedua terendah.

“Kita patut berbangga hati atas prestasi ini. Secara bulanan, harga indeks konsumen menunjukkan penurunan harga sebesar 0,03 persen Month-on-Month (MoM), sehingga harga-harga menjadi lebih terjangkau,” jelas Ricky.

Ia menambahkan bahwa pada bulan Juni 2024, Sumsel mengalami deflasi sebesar 0,036 persen MoM, menandakan penurunan harga dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami kenaikan 0,069 persen.

Ricky menegaskan bahwa kegiatan tanam serentak ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam pengendalian inflasi komoditas pangan, terutama cabai dan bawang merah yang seringkali menjadi penyumbang utama inflasi bulanan dan tahunan di semester pertama tahun 2024.

“Cabai merah dan bawang merah termasuk dalam lima besar penyumbang inflasi tahunan dan bulanan di Sumsel,” ungkap Ricky.

Gerakan Tanam Serentak (Gertam) ini merupakan wujud nyata komitmen dari tim pengendalian inflasi daerah Sumsel untuk meningkatkan ketersediaan pasokan cabai dan bawang merah, serta mengantisipasi risiko defisit komoditas akibat faktor cuaca hingga akhir tahun. Program ini juga mendukung Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).

“Dengan menanam cabai dan bawang merah secara serentak, diharapkan kita akan mendapatkan hasil panen yang baik hingga akhir tahun, sehingga kebutuhan pangan kita bisa terpenuhi dari hasil produksi sendiri,” ujar Ricky optimis.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel, Bambang Pramono, menerangkan bahwa ada tiga komoditas utama yang terkait dengan inflasi di Sumsel: beras, bawang merah, dan cabai merah.

“Kami diberikan tugas oleh gubernur untuk meningkatkan produksi serta memenuhi kebutuhan konsumsi di Sumsel,” papar Bambang.

Ia menjelaskan bahwa produksi bawang merah dan cabai merah di tahun 2023 mencapai 15.270 ton, sementara konsumsi tahunan mencapai sekitar 30.602 ton cabai merah, sehingga masih terjadi kekurangan.

“Permasalahan utama untuk pengembangan cabai merah dan bawang merah di Sumsel adalah modal usaha tani dan jaminan pasar,” tambahnya.

Penjabat Gubernur Sumsel yang diwakili oleh Pelaksana Harian Sekda Provinsi Sumsel, H. Edward Chandra, SH, menyatakan bahwa Sumsel memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, termasuk potensi pertanian, baik tanaman pangan maupun hortikultura.

“Sumber daya hortikultura seperti buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat memiliki peran strategis bagi perekonomian nasional, baik sebagai komoditas bernilai tambah tinggi maupun sebagai stabilisator pertumbuhan ekonomi nasional,” terang Edward.

Edward juga menjelaskan bahwa untuk menjaga inflasi nasional, perlu adanya standar pedoman 4K: ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.

“Pengembangan komoditas akan semakin berkembang seiring dengan dinamika dan kebutuhan pasar, namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada berbagai kendala seperti pengaruh iklim, skala usaha, lokasi usaha, kelembagaan, serta manajemen usaha,” pungkasnya.

Dalam gerakan tanam serentak ini, berbagai pihak dari pemerintah, masyarakat, dan instansi terkait turut berpartisipasi. Diharapkan gerakan ini tidak hanya memberikan dampak jangka pendek berupa stabilisasi harga, tetapi juga manfaat jangka panjang dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Sumsel.

Gerakan ini juga diharapkan menjadi model bagi daerah lain dalam upaya pengendalian inflasi melalui peningkatan produksi pangan lokal. “Mari kita bersama-sama menjaga ketahanan pangan kita dan berkontribusi dalam upaya pengendalian inflasi di Sumsel,” ajak Edward.

Gerakan Tanam Serentak Cabai dan Bawang Merah di Sumsel adalah langkah konkret dan strategis untuk mengendalikan inflasi dan memperkuat ketahanan pangan daerah. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, diharapkan program ini dapat berjalan sukses dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Sumsel.

Keberhasilan ini juga dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menerapkan langkah serupa dalam menjaga stabilitas ekonomi dan ketahanan pangan. 

Leave A Reply

Your email address will not be published.