Kapolda Sumsel Buka Pelatihan Peningkatan Kemampuan Dalmas Gelombang ke-2

0 26

PALEMBANG, Sriwijayaterkini.co.id – Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri S MM, membuka secara resmi pelatihan peningkatan kemampuan Dalmas Polda Sumsel gelombang ke-2, di Iapangan Komplek Pakri Palembang, Jum’at (13/11/2020).

Kegiatan itu, dihadiri para Pejabat Utama (PJU) Polda Sumsel dan diikuti oleh peserta dari Dit Sabhara Polda Sumsel, serta perwakilan Polres yang tidak melaksanakan Pilkada Serentak Tahun 2020.

Dalam pelatihan Dalmas ini, diikuti oleh 125 Anggota Polri Dalmas Sabhara dan perwakilan dari Polres jajaran Polda sumsel yang Kabupaten/kotanya tidak melaksanakan Pilkada Tahun 2020.

Adapun Polres yang tidak melaksanakan Pilkada tahun 2020, yaitu Polrestabes Palembang, Polres OKI, Polred Muara Enim, Polres Lahat, Polres Prabumulih, Polres Banyuasin, Polres Pagar Alam, Polres Lubuk linggau, Polres Muba, Polres Empat Lawang dan masing masing Polres mengikutsertakan 25 personil.

Setelah gelombang pertama Kegiatan dilanjutkan gelombang kedua dan digelar selama 2 hari di lapangan Pakri. Dilatih langsung oleh Dir Samapta Polda Sumsel Kombes Pol Djuwito Purnomo SIK bersama Wadir AKBP M Fijar Muslim, AKBP Gun Heriyadi SIK dan AKBP Arief Wibowo SH.

Dalam arahannya, Kapolda Sumsel mengatakan, dengan waktu hanya dua hari ini tidaklah mungkin peserta dapat menyerap segala ilmu yang dutularkan oleh pelatih, namun setidaknya ada gambaran bagaimana cara menghadapi massa atau aksi Demo dan pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan anggota dalam menangggulangi aksi unjuk rasa.

“Pelatihan ini, juga untuk membentuk rasa kebersamaan dan soliditas anggota dalam melaksanakan tugas sama-sama, menderita sama-sama dan senasib sepenanggungan, serta membentuk rasa kekompakan,” ujar Kapolda.

Lebih lanjut Kapolda mengatakan, oleh karena itu, soliditas bagian tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan kita dan harus dibentuk serta diimplentasikan, bukan selogan kata-kata semuanya harus dimulai dengan kebersamaan yang meyengsarakan atau yang membuat kita menjadi ingat.

“Kemudian, pasukan yang hebat apapun yang namanya pasukan ditentukan oleh komandannya, kalau komandanya tidak peduli dengan anak buahnya, tidak mau dengan latihan dan sebagainya, pasti pasukan itu kocar kacir kalau dihadapkan dengan situasi sebenarnya,” jelas Kapolda.

Seorang Napoleon Bonaparte pernah berkata, kalau engkau membangun pasukan 1000 ekor singa dan dipimpin dengan seekor anjing, pasti pasukanmu berbuat dan bertindak ganasnya seperti anjing atau sebaliknya, anjing dipimpin dengan seekor singa maka pasukanmu akan seperti singa, artinya semua tergantung pimpinannya.

“Tapi yang sulit membangun pimpinan seperti singa bukan pekerjaan yang mudah, artinya tahu mengelola anak buah, bekorban untuk anak buahnya, mau berbuat yang terbaik untuk anak buahnya, mau memikirkan kesejahteraan anggotanya dan banyak mau-mau yang lainnya,” terang Kapolda.

Pemimpin hanya satu yang boleh diambil, yang lainnya tidak boleh diambil, apalagi mengambil hak anggota dan sebagainya itu tidak jadi Singa, tapi jadi kucing satu-satunya yang boleh diambil oleh pemimpin adalah “Tanggung Jawab” bukan hak anggota dan yang paling sulit adalah membangun Pemimpin seperti singa, yakni perlu pengorbanan,” ucap Kapolda.

“Pelatihan ini, juga bertujuan untuk melatih fisik anggota serta kesiapan anggota pada saat menghadapi unjuk rasa yang sebenarnya di lapangan dan ntuk mengingatkan kembali dalam gerakan maupun formasi Dalmas, dalam persiapan pengamanan massa serta mengantisipasi gangguan Kamtibmas lainnya yang terjadi di wilayah hukum yang melaksanakan Pilkada 7 kabupaten nantinya,” tandas Kapolda.

Pelatihan pengendalian massa ini dimulai dari latihan Dalmas awal, yaitu tanpa menggunakan peralatan, sampai penggunaan peralatan seperti helm, tongkat serta tameng dan alat lainnya. Dalam pengendalian massa ini ada beberapa tahapan yang harus, dilaksanakan oleh anggota saat dilapangan.kegiatan dimulai dari tindakan preventif dengan menurunkan tim negosiator, hingga menggunakan peralatan pemecah massa seperti gas air mata yang harus sesuai dengan Standart Operational Procedur (SOP) di lapangan.

“Dengan pelatihan ini diharapkan seluruh personel paham dan mengetahui tahapan dalam pengendalian masa,” pungkas Kapolda. (YL)

Leave A Reply

Your email address will not be published.