
IDI Muaraenim ke Laa Roiba, Lebih 1 Miliar Warga Terganggu Pendengarannya
Bhakti Sosial Kesehatan di Ponpes Laa Roiba
MUARAENIM | SriwijayaTERKINI.co.id – Memperingati Hari Pendengaran se-Dunia ke-18 tahun 2025, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Kabupaten Muaraenim menggelar bhakti sosial kesehatan di Pondok Pesantren Laa Roiba Muaraenim, (Minggu, 3/03/2025).
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Muara Enim, dr Rahadi Widodo SpPm dalam sambutannya mengatakan, Hari Pendengaran Sedunia (World Hearing Day) diperingati setiap tanggal 3 Maret setiap tahun.
Menurut Rahadi, peringatan ini diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan pendengaran dan pencegahan gangguan pendengaran.

Lebih lanjut, Rahadi menjelaskan, IDI Cabang Muaraenim, sebagai organisasi profesi kedokteran yang menaungi para dokter di Indonesia, khususnya di Muaraenim, ikut serta bertanggungjawab terhadap pentingnya meningkatkan kesadaran tentang gangguan pendengaran.
Sebab, diakui atau tidak, banyak orang tidak menyadari, gangguan pendengaran dapat dicegah dan diatasi dengan langkah-langkah yang tepat. “Oleh sebab itu, dalam rangakaian itu, kami bersilaturahmi dan menggelar bhakti sosial kesehastan di Pesantren Laa Roiba,” tegas Rahadi.
penyebab utama gangguan pendengaran
Terkait dengan hal diatas, organsasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) secara konsisten menyatakan, banyak penyebab utama gangguan pendengaran di seluruh dunia.
Menurut WHO, penyebab yang menimbulkan terganggunya pendengaran, diantaranya paparan kebisingan yang berlebihan, infeksi telinga yang tidak diobati, serta penggunaan perangkat audio dengan volume tinggi.
Bahkan dalam laporan WHO tahun 2021 berjudul “World Report on Hearing”, dinyatakan, lebih dari 1,5 miliar orang di dunia mengalami gangguan pendengaran, dan sekitar 1 miliar anak muda berisiko mengalami gangguan pendengaran akibat paparan suara keras dari perangkat audio pribadi.
salah satu nikmat besar
Merespon hal itu, Pendiri dan Pimpinan Pondok Pesantren Laa Roiba Muaraenim, KH Taufik Hidayat, S.Ag, M.I.Kom menjelaskan, dalam Islam pendengaran merupakan salah satu nikmat besar yang Allah berikan kepada manusia. Fungsi utama pendengaran dalam Islam adalah, untuk mengenal kebenaran dan mendengar wahyu Allah, SWT.
“Allah menciptakan pendengaran, agar manusia dapat mendengar wahyu-Nya, memahami kebenaran, dan mengikuti petunjuk-Nya. Kalu bahasa kite, nganing. Kalu yang tidak mau mendengar namenye nuli, bukan tuli, tapi nuli,”tegas Kiai Taufik.
Lebih lanjut, dijelaskan penciptaan pendengaran bagi manusia, menurut Kiai Taufik agar setiap manusia bersyukur. Apalagi, bagi kalangan medis, bisa dikatakan lebih mengetahui semua fungsi organ tubuh manusia.
kesadaran berketuhanan
“Sehingga, melalui dunia medis, akan lebih cepat mendorong kesadaran berketuhanan seseorang atau cepat bersyukur, ketimbang masyarakat awam, yang tidak paham tentang medis dan fungsi organ tubuh. Dokter atau orang medis tahu apa fungsi paru-paru, hati, limpa dan lain sebagainya,” tegasnya.
Kiai Taufik kemudian menukil ayat Al-quran, Suroh An-Nahl ayat 78, yang menjelaskan tentang pendengaran, penglihatan dan hati.
“Wallahu akhrajakum mim butuni ummahatikum la ta’lamụna syaia, wa ja’ala lakumus-sam’a wal-abṣara wal-afidah la’allakum tasykurụn.” (Dan Dia telah menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur).
Ayat ini, menurut Kiai Taufik, menjelaskan bahwa Allah mengeluarkan manusia dari rahim ibu dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, lalu diberikan pendengaran, penglihatan, dan hati agar mereka bersyukur.

Namun demikian, menurut Kiai Taufik, diantara umat ada yang tidak mensyukuri nikmat Allah SWT, baik terhadap karunia pendengaran, mulutnya dan matanya. “Inilah perilaku orang-orang munafik, yang disebut dalam Surah Al-Baqarah Ayat 18,” tegasnya.
Shummun, bukmun, ‘umyun fahum laa yarji’uun. (Mereka tuli, bisu, dan buta, maka mereka tidak akan kembali (ke jalan yang benar).
Ayat ini, menurut Kiai TAufik, menggambarkan keadaan orang-orang munafik dan kafir yang menolak kebenaran. Penolakan ini, menurut Kiai Taufik karena orang-orang munafik itu sudah tertutup dari kebenaran.
“Bukan karena keterbatasan fisik, tetapi karena keengganan hati dan akal mereka untuk menerima petunjuk Allah, SWT, naudzubillahi min dzalik,” tegasnya.
melakukan sosialisasi
Pada acara ini, IDI Cabang Muaraenim juga melakukan sosialisasi tentang pentingnya merawat pendengaran dan upaya pencegahannya agar pendengaran tidak terganggu.
Kegiatan lainnya dalam satu hari di Pesantren Laa Roiba, Pengurus IDI Cabang Muaraenim juga membuka layanan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan khusus bagi santri Pesantren Laa Roiba.
Bagi beberapa santri yang dideteksi memiliki potensi penyakit, jajaran IDI Cabang Muaraenim kemudian memberikan paket obat pencegahan, dan bingkisan untuk santri yang dimasukkan dalam tas kecil (goody bag).

memberi bantuan
Pada sesi awal, saat pembukaan, secara simbolik jajaran IDI Cabang Muaraenim dan pengurusnya, memberi bantuan beras dan donasi ke Pesantren Laa Roiba. Merespon hal itu, Kiai Taufik mengucapkan terima kasih dan mendoakan kepada jajaran pengurus IDI Cabang Muaraenim agar selalu diberkahi Allah Swt dalam menjalankan kegiatannya.**
TEKS : IMRON SUPRIYADI | EDITOR : WARMAN P | FOTO : DOK.PP.LAA-ROIBA