Edward Candra : SDM Yang Maju, Mandiri, Dan Modern Dibutuhkan dari Sektor Perkebunan

Sejumlah komoditas perkebunan yang diekspor dari Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut, diantaranya karet, kelapa sawit, kopi dan kelapa

0 22

Edward Candra : SDM Yang Maju, Mandiri, dan Modern Dibutuhkan dari Sektor Perkebunan

Palembang | Sriwijayaterkini.co.id –Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Provinsi Sumsel Drs H Edward Candra, M.H menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) sektor perkebunan dalam rangka sinergitas program pembangunan di kabupaten Musi Banyuasin (Muba) bertempat di ballroom Hotel Santika Premiere Bandara Palembang, Jumat (12/5/23).

Dikatakan Asisten I Setda Sumsel Drs H Edward Candra, M.H, Sampai dengan tahun 2022, luas areal perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan telah tercatat seluas lebih dari 2,9 juta hektar. Dimana untuk sektor perkebunan sampai saat ini masih merupakan salah satu penyumbang devisa bagi negara kita.

Dari data Bank Indonesia nilai ekspor dari sektor perkebunan pada tahun 2021 menyumbang sebesar 34,6 persen dari seluruh total nilai ekspor non migas di Provinsi Sumsel, yang di dominasi oleh komoditas Kelapa Sawit, Karet, Kopi dan Teh.

“Saat ini, sektor perkebunan dituntut tidak hanya meningkatkan produktivitas namun juga mutu kualitas agar bisa bersaing dengan produk perkebunan dari negara lain,” ujarnya.

Kemudian, dengan dinamika fluktuasi harga komoditas perkebunan di pasar domestik dan pasar internasional hendaknya tidak membuat petani kita dengan cepat beralih komoditas untuk menanam komoditas lain yang harganya sedang tinggi dipasaran.

Karena akan menyebabkan over produksi komoditas yang dimaksud dan akan diikuti oleh turunnya harga komoditas. Namun kita harus mencarikan apa solusinya sehingga harga komoditas ini masih tetap tinggi diterima oleh petani.

“Untuk itu diharapkan seluruh instansi terkait dengan bidang perkebunan baik itu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup provinsi Sumsel maupun Kabupaten/Kota untuk selalu bahu membahu mengawal hal tersebut,” ungkapnya.

Dilanjutkannya, sehingga kedepan kita tidak hanya melakukan ekspor bahan baku atau bahan setengah jadi tapi sudah dalam bentuk barang jadi.

Sejumlah komoditas perkebunan yang diekspor dari Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut, diantaranya karet, kelapa sawit, kopi dan kelapa.

Untuk komoditas Karet kedepan barang di ekspor tidak lagi dalam bentuk Karet Remah (Crumb Rubber) namun hendaknya sudah dalam bentuk barang jadi seperti ban, sarung tangan dan sebagainya.

“Begitu pula untuk komoditas-komoditas perkebunan ekspor lainnya. Untuk melanjutkan pembangunan di sektor perkebunan saat ini dibutuhkan dukungan dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang maju, mandiri, dan modern yang adaptif dengan teknologi dan tuntutan pasar global,” katanya.

Menurut PJ Bupati Muba H Apriyadi, untuk kabupaten Muba ini luasnya lebih kurang 14 ribu kilometer persegi, kalau di hektar kan 1,4 juta hektar. Cukup luas nomer dua terluas se Sumsel, nomer 1 yakni kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), nomer 2 yakni kabupaten Muba, dan nomer tiga antara Ogan Komering Ulu (OKU) Timur atau Banyuasin.

Khusus kabupaten Muba dari 1,4 juta hektar ini tanaman perkebunan adalah yang paling mendominasi yakni karet dan sawit. Sawit hitung-hitungan kami, prediksi kami ada di angka lebih kurang mendekati 400 ribu hektar.

“Dimana semua itu didominasi oleh perusahaan perkebunan, karena biaya untuk membangun kebun kelapa sawit ini cukup tinggi, dan masyarakat 10 tahun yang lalu belum familiar,” imbuhnya.

Begitu juga disampaikan salah satu pegawai dari perusahaan perkebunan Sawit di kabupaten Muba RHM Adi Rasyidi, dimana untuk perkebunan di kabupaten Muba saat ini sudah cukup bagus, berjalan dengan bagus, semua aturan-aturan yang disampaikan oleh Bupati Muba dan Pemprov semua sudah kita turuti.

Tidak ada menantang keinginan-keinginan itu tidak, kita ikuti aturan Gubernur dan Bupati kita ikuti semua. Terkait dengan izin kita cukup lengkap, dan tidak ada permasalah.

“Semua izin mulai dari tambak, izin tambang, izin perkebunan IUP semua ada, dan yang sudah kita garap yakni puluhan ribu hektar,” bebernya. (DNL)

Leave A Reply

Your email address will not be published.