Dari Petani Karet Muba Untuk Sumatera Hingga Ketahanan Indonesia
Sekayu, Sriwijayaterkini.co.id- Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) selalu ada bagi rakyat Muba baik saat normal maupun saat pandemi Corona virus melanda dunia, Indonesia sampai ke antero Bumi Serasan Sekate. Bukan saja membantu dana talangan tunai dan bahan pangan bagi warga, Pemkab Muba dibawah Bupati Dr H Dodi Reza Alex Noerdin mengutamakan pemulihan dan ketahanan ekonomi. UMKM berbasis industri warga yakni karet dan sawit, sumber utama ekonomi warga, dibuatkan alur distribusi dan industri. Untuk sawit Dodi mengupayakan industri biofuel. Sedangkan untuk petani karet dimarakkan model pasar bersama dan industri turunan di hilir yakni aspal campuran karet. Pabriknya sudah ada dan sejak dua tahun sejumlah ruas jalan sudah dibangun dengan aspal karet. Ini salah satu andalan Kabupaten Muba: memproduksi karet rakyat menjadi aspal untuk jalan.
“Kita ingin semua infrastruktur jalan di Muba menggunakan aspal karet, dan Muba telah menjadi pelopor di Indonesia ini,” tegas Bupati Muba Dr H Dodi Reza Alex Noerdin, Jumat (29/8).
Menurut Dodi, Muba menjadi kabupaten pertama pengguna teknologi berbahan karet untuk aspal. Langkanya memberikan pengaruh positif untuk mendongkrak harga karet di negeri ini.
Pembangunan aspal karet di Kabupaten Muba dilakukan di Desa Mulyorejo, B4 Kecamatan Sungai Lilin pada tahun 2018 lalu. Di desa ini jalan sepanjang 465 meter kini telah rampung dibangun. Pembangunan ruas jalan mampu menyerap karet rakyat sejumlah 8,49 ton.
Tahun 2019 Muba kembali membangun infrastruktur jalan dengan Inovasi Aspal Karet yakni beberapa ruas rumah dinas bupati- Sp.AMD – SD Model untuk di Kota Sekayu. Lalu di Kelurahan Babat yakni dari Sp.KUD Trijaya – Tanjung Agung. Jumlah total jalan aspal karet adalah Sekayu 2 ruas, Babat 1 ruas, Lais 1 ruas dengan total panjang jalan keseluruhan 5 kilometer.
“Biaya pembangunan jalan ini diambil dari hadiah penghargaan kementerian PUPR sebesar Rp20 Milyar,” jelas Dodi
Di Sekayu ruas jalan lainnya yang dibangun ialah jalan Ahmad Dahlan (dalam kota Sekayu) sepanjang 400 meter dengan lebar 12 meter. Untuk pemeliharaan ruas jalan Desa Teladan- simpang Supat sepanjang 8 km dan peningkatan jalan simpang Pauh- Beji Mulyo sepanjang 3 km.
Upaya Muba direspon Pemerintah Pusat lewat Kemen PUPR. Selain hadiah berupa hadiah peningkatan jalan di jalur utama Sekayu yakni jalan Kolonel Wahid Udin, Kemen PUPR menganggarkan 100 miliar rupiah untuk pembelian karet rakyat. Langkah Kementerian PUPR ini buah dari instruksi Presiden RI untuk menopang kelangsungan petani karet Indonesia.
“Saya secara dinas telah bersurat ke Menteri PUPR terkait penganggaran dan penggunaan dana re-alokasi era pandemi untuk membeli karet rakyat yang jumlah totalnya mencapai seratus miliar rupiah. Kebijakan yang tegah lurus sudah kita ambil dua tahun lalu. Muba sudah mulai menerapkan pembangunan jalan menggunakan teknologi pembangunan Aspal Hotmix Menggunakan Campuran Serbuk Karet Alam Teraktivasi (SKAT). Saat ini Muba kembali melakukan inovasi berupa aspal karet campuran latek pekat. Sunber utama juga karet rakyat. Kalau inovasi ini diterapkan di seluruh jalan baik jalan kabupaten, jalan provinsi dan jalan negara di Indonesia maka serapan karet rakyat akan lebih banyak.Kami yakin cara ini akan mendongkrak harga karet petani kita. Lambat laun ketergantungan karet di pasar internasional bisa lepas dengan sendirinya,” tutur Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin.
Instalasi Pabrik Karet Muba
Alur industri dari karet petani menjadi bahan aspal siap pakai menjadi fokus Muba di tahun 2020 ini. Apalagi dua instalasi yang ada saat ini yakni di Lampung dan Jambi bakal tak beroperasi.
“Pabrik yang di Muba akan jadi satu-satunya yang ada di Sumatera. Ini pasar yang sangat menjanjikan bagi petani karet Muba,” kata Kepala Dinas PUPR Muba, Herman Mayori, Kamis,(28/8) lalu.
Dijelaskan Herman proses dari latek padat yang siap di UPPB selanjutnya diangkut dengan tanki untuk dibawa ke pabrik aspal karet di Sekayu. Selanjutnya bahan lateks padat ini diproses di pabrik ini hingga siap menjadi campuran aspal hotmix,” tegas dia.
Pengumpulan bahan dasar sudah dilakukan sejak hari pekan lalu di Sungai Lilin melalui kesertaan lelang bokar karet di UPPB. Lelang yang diikuti Kemen PUPR ini sebagai respon upaya meningkatkan harga karet di tingkat petani terkait penggunaan karet alam sebagai campuran aspal untuk pembangunan infrastruktur jalan.
Muba, tambah Herman, juga menjadi studi Kepemimpinan Nasional khusus mengupas aspal karet pada 23 sampai 26 Agustus lalu. Kunjungan Diklat Kepemimpinan TKN Tk II angkt XIII, Kementerian PUPR Bandung ke Instalasi Latek Terplavulkanisasai langsung diterima Bupati Muba Dr H Dodi Reza Alex Noerdin. Rombongan juga sempat berdiskusi dengan Dodi secara mendalam. Mereka juga mendatangi PUPR menggali teknis aspal karet yang dilanjutkan kunjungan ke instalasi latek di workshop PUPR. Dijelaskan Herman, komposisi aspal karet terdiri atas karet alam sebesar 0,42 persen, aspal minyak 5,58 persen, dan agregat kasar dan halus sebesar 94 persen. Dengan kata lain, pemanfaatan karet alam adalah 7 persen dari kadar aspal.
“Diskusi berjalan konstruktif. Kini penyempurnaan instalasi mendekati selesai. Maka kita bisa produksi sendiri berupa latek terplavulkanisasi. Muba akan menjadi panyuplai kt aspal karet berbasis lateks ke seluruh wilayah sumatera, karena satu-satunya pabrik yang ada di wilayah Sumatera,” tandas dia.
Harga Jual Latek Pekat Sangat Tinggi
Plt Kepala Dinas Perkebunan Muba, Akhmad Toyibir sangat optimis ekonomi petani karet akan membaik. Pertama, kini petani sudah berkelompok di UPPB sehingga harga lebih terjamin. Menurutnya, jumlah UPPB di Muba saat ini terbanyak di Indonesia.
“Sudah ada 80 UPPB di Muba lebih dari 75 UPPB sudah teregister dan punya STR. Kita lagi merancang sistem pelelangan di UPPB sistem digital yakni 1 penawar 1 user ID. Di karet ini sepanjang perjalanan dari awal pembentukan UPPB sampai saat ini para pelelang sudah mengetahui kualitas karet masing-masing UPPB. Di masa pandemi seperti saat ini lelang karet sangat memungkinkan secara virtual,” gagas Ibir.
Meski Ibir tetap mendorong para petani memproduksi getah berupa bokar yang dilelang di UPPB, dirinya berupaya agar petani merubah hasil akhir bokar ke lateks kebun.
” Harga lateks kebun berkali lipat dibanding bokar, proses cepat dan ada pasarnya. Ini yang terus kita sosialisasi kan agar petani mau produksi lateks pekat. Tidak itu saja. Bupati Muba juga sudah memberikan mesin sentrifuge di tahun anggaran 2019 dan APBD Perubahan 2020 yang antara lain di Cipta Praja Sungai Lilin. InshaAllah akhir oktober beroperasi.
Perbandingan harga lateks pekat yang mencapai 16 ribu rupiah per kg sangat tinggi dari harga bokar padat yang saat ini maksimal di angka 9 smpai 10 ribu rupiah/kg.
“Tantangan bagi para tani merubah pola prilaku pengolahan karet. Karena lateks kebun harus dipertahankan tingkat kecairannya oleh petani, kemudian dibawa ke UPPB utk diolah di mesin sentrifuge hingga jadi lateks pekat. Pasarnya menurut Ibir luas. Lateks pekat bukan hanya dijadikan bahan campuran aspal namun juga bisa untuk bahan baku pembuatan sarung tangan, kondom , karet gelang dan lainnya.
Roizin, salah satu Kabid yang membidangi di Disbun Muba menyebutkan karet rakyat diolah oleh pabrik crum rubber menjadi sir 20 dan 70 % digunakan untuk industri ban dan sisanya untuk industri lain seperti sparepart, busa, sandal , sepatu, bantalan dan lain-lain. Sedangkan khusus untuk aspal karet, Muba yang masuk ke dalan Satker Wilayah 1 dialokasikan 5,2 miliar untuk pembelian karet rakyat lewat lelang karet di UPPB yang diikuti Kemen PU PR. Sistem pembelian dengan cara lelang tertutup dan penawaran tertinggi jadi pemenang.
“Namun satu hal yang membanggakan adalah alur kerja lintas sekotral, lintas wilayah dari lokal, regional hingga nasional ditempuh Muba dibawah Bupati Muba Dr H Dodi Reza Alex Noerdin. Di Muba untuk urusan karet ini melibatkan langsung petani karet, kelompok usaha petani karet, lalu dari dinasnya juga lintas. Ada Perkebunan, PUPR, Bappeda, DLH hingga Dagprin. Sehingga dari hulu ke hilir tergarap. Di tingkat regional kita juga menjalin koordinasi dengan BBPJN Sumsel. Dan di Pusat, Bupati Dodi menjalin kemitraan dengan DKI, ITB, IPB hingga Menteri PU,” terang Achmad Toyibir.(Ariansyah)