Camat Banyuasin II, Minta Solusi ke Bupati Banyuasin Soal Air Bersih
SUNGSANG | Sriwijayakini.co.id – Satu bulan terakhir (September 2023) Ratusan kepala keluarga (KK) di Sungsang, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, kian didera dengan kekurangan air bersih. Guna memenuhi kebutuhan kesehariannya, warga Sungsang harus membeli dan mengantri di sejumlah titik penjualan dan penampungan air bersih. Hal itu dilakukan, guna memenuhi kebutuhan air bersih dalam keseharian di rumah tangganya, meski setiap warga harus merogoh kantong lebih dalam.
Pendi (45) tahun salah satu warga Desa Sungsang I, mengatakan, sudah dua pekan ini dirinya membeli air bersih di tempat penampungan. Air yang dibeli itu, digunakan untuk memasak, mandi serta mencuci.
“Air yang kami beli ini untuk keperluan di dapur, seperti memasak, juga untuk mandi dan mencuci,” ujarnya, saat dijumpai di lokasi pembelian, sebagaimana dilansir kabarsumatera.com, Minggu (24 September 2023).
Menurut pantauan di lokasi, satu diantaranya pnjualan air bersih ada di lorong Buyut RT.009/003 Desa Sungsang I, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Sumsel. Sampai pekan kemarin Minggu,(24 September 2023), harga jual per galon ukuran besar Rp 5. 000 (lima ribu rupiah).
Namun harga Rp 5.000 (lima ribu rupiah) ini, belum termasuk harga antar jasa becak motor (bentor), sebesar Rp. 3000 (tiga ribu rupiah) per galon. Bentor, selama ini menjadi salah satu kendaraan jasa bagi warga untuk mengantarkan air bersih ke rumah warga. Sementara, dalam satu bentor, maksimal hanya bisa mengangkut 8 galon besar.
Bila harga beli per galon Rp 5.000 ditambah biaya angkut jasa bentor Rp 3.000, berarti harga per galon besar menjadi Rp 8.000 (delapan ribu rupiah) per galon.
Sementara, menurut sejumlah warga, dalam 1 hari setiap KK di wilayah itu memerlukan 2 sampai 3 galon per hari. Secara matematis, per KK di Sungsang I, harus mengeluarkan biaya Rp 42.000 per hari, dan Rp 720.000 per bulan untuk pemenuhan air bersih.
Hal itu diakui Sobirin (50), salah satu pemilik bentor yang biasa mengangkut air galon dari penampungan air bersih ke rumah warga. Sobirin mengatakan, harga angkut per galon dari penampungan air bersih ke rumah warga sebesar Rp 3.000 (tiga ribu rupiah).
“Biaya angkut per satu galon hingga sampai ke rumah warga, saya dibayar Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Jadi harga galon air bersih sampai ke rumah warga, harga per galon-nya menjadi Rp 8.000 (delapan ribu rupiah),” ujar Ripin–panggilan akrab Sobirin di kampungnya.
Saat dikonfirmasi tentang hal ini, Kailani, Kepala Desa (Kades) Sungsang I, Kecamatan Banyuasin II, Sumsel melalui sambungan WhatsApp mengatakan, dirinya berharap kepada Pemerintah Kecamatan Banyuasin II, melalui Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin, agar dapat memberikan bantuan air bersih kepada warganya.
“Harapan kami, pemerintah kecamatan, melalui Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin, bisa membantu air bersih di tempat kami,” ujarnya.
Melihat kondisi itu, Kailani, selaku wakil pimpinan Pemerintah Desa Sungsang I, sedang merencanakan membuat sumur bor. Hal ini dilakukan sebagai alternatif jalan keluar bagi warga untuk pemenuhan kebutuhan warga, disaat kekurangan air bersih di desanya.
“Mudah-mudahan tahun depan kami selaku Pemerintah Desa Sungsang I, akan membuatkan Sumur bor atau mencari alternatif lain supaya warga Desa Sungsang I khususnya, agar di sini tidak lagi kekurangan air bersih,” ungkapnya.
Sementara itu, Ahmad Riduan, S.Sos,M.Si, Camat Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Sumsel membenarkan, dalam beberapa pekan ini, warga Desa Sungsang, sedang kekurangan air bersih. Bahkan Ahmad mengaku, pihaknya sudah berusaha menyampaikan usulan kepada Pemkab Banyuasin untuk mencari jalan keluar terhadap kekurangan air bersih di wilayahnya.
“Kami sudah berusaha menyampaikan usulan terkait persoalan ini kepada Pemerintah Kabupaten Banyuasin,” tuturnya.
Menanggapi persoalan ini, Wakil Ketua DPRD Banyuasin, Dr Sukardi, SP mendesak kepada pihak Pemkab Banyuasin melalui OPD terkait dan PDAM Tirta Betuah, harus sigap dan cepat tanggap merespon terhadap kebutuhan air bersih di Sungsang ini.
“Pemkab Banyuasin melalui OPD terkait dan PDAM Tirta Betuah harus sigap dan cepat tanggap merespon apa yang menjadi permasalahan masyarakat Sungsang terkait kebutuhan air bersih yang merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat,” tulisanya dalam WhatsApp, yang diterima kabarsumatera.com, Minggu (24 September 2023).
Sukardi juga menjelaskan, kondisi Elnino tahun ini, sangat mungkin, bila akan mengakibatkan kemarau panjang, yang menjadikan air laut juga tidak bisa digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan keseharian.
“Kondisi elnino mungkin menjadikan musim kemarau akan panjang dan air di laut sudah mulai asin, sehingga masyarakat sangat membutuhkan. Jangan sampai, nantinya hal ini akan berdampak kepada terjangkitnya penyakit muntaber dan penyakit lainnya yang menimpa warga,” ujar Sukardi.
TEKS : HAMKAH | EDITOR : IMRON SPRIYADI | FOTO : DOK.KS/hamkah