Mengenal Nganggung Tradisi Turun Temurun dari Budaya Melayu Bangka
Mengenal Nganggung Tradisi Turun Temurun dari Budaya Melayu Bangka
Bangka Selatan | Sriwijayaterkini.co.id – Sebagai daerah kepulauan, Bangka Belitung kaya dengan keragaman penduduk, etnis, dan budaya. Termasuk Budaya Melayu Bangka yang sangat melekat pada daerah yang dikenal dengan nama Bumi Serumpun Sebalai ini.
Budaya Melayu Bangka sendiri merupakan salah satu nilai yang tambah bagi provinsi Bangka Belitung itu sendiri yang baru terbentuk di tahun 2000 setelah sebelumnya masuk wilayah administratif Provinsi Sumatera Selatan.
Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat Bangka Belitung untuk terus melestarikan Budaya Melayu Bangka agar tidak tenggelam oleh zaman.
Baca Juga :Jaga Stabilitas Kesehatan Mental di Era Dunia Serba Digital
Salah satu yang melekat pada tradisi adat Melayu Bangka yang saat ini masih berlangsung yaitu Nganggung.
Nganggung sendiri merupakan salah satu tradisi yang ada di masyarakat Melayu Bangka Belitung, khususnya di Pulau Bangka.
Nganggung merupakan kegiatan adat membawa makanan dari masing-masing rumah penduduk menuju ke satu tempat pertemuan besar, biasanya berupa Masjid, Surau, Langgar, atau Lapangan pada waktu-waktu tertentu di dalam Agama Islam.
Baca Juga :Sedekah Adat Lemang Sebatang Senyawe Desa Benuang Beruge Darat Jelang Pilkades
Nganggung sering disebut juga Sepintu Sedulang karena setiap rumah (sepintu atau satu pintu) membawa ‘satu dulang (sedulang), yaitu wadah kuningan maupun seng yang digunakan untuk mengisi makanan dan kemudian ditutup dengan penutup dulang, yaitu Tudung Saji.
me-nganggung hingga kini, masih sering dilakukan di kampung – kampung atau di pedesaan dan masih tetap dipertahankan sampai sekarang, meskipun sedikit mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zamannya.
Sejauh ini, peran pemerintah Bangka Belitung dalam memajukan dan melestarikan Budaya Melayu Bangka di Indonesia pun cukup besar dengan banyaknya objek-objek budaya yang ada.
Baca Juga : Dukung Pembangunan Tempat Ibadah, Prajurit Kodim 0413/Bangka Gotong Royong
Pada 2013 lalu, beberapa warisan budaya tak benda di Bangka Belitung sudah mendapat pengakuan dari Pemerintah Pusat.
Bahkan di tahun 2018, upaya Pemerintah Daerah baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota, telah menyusun 2060 pokok-pokok pikiran kebudayaan daerah yang terdapat rincian tradisi lisan, objek ritus, pengetahuan, tradisional teknologi, seni, termasuk permainan rakyat.
Baca Juga :Mendukung Program Ketahanan Pangan Dandim 0432/ Bangka Selatan Tinjau Sawah
Pengakuan dari pusat tersebut menjadikan Bangka Belitung memiliki nilai Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) sebesar 54,37 persen, dan berada di atas rata-rata nasional yakni. 53,74 persen.
Dengan persentase tersebut, Bangka Belitung menempati posisi 9 dari 34 provinsi dalam urusan objek budaya Melayu.
Ditulis Oleh : Sela Puspita Mahasiswi Universitas PGRI Palembang