5 Sekolah Penggerak Sesuai Dengan SK, Ini Disampaikan Kepala Disdik Sumsel
Palembang | Sriwijayaterkini.co.id – Pemerintah provinsi (pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik)Provinsi Sumsel menghadiri serta membuka kegiatan sosialisasi in house training implementasi kurikulum merdeka bertempat di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang yang dalam hal ini dibuka langsung oleh Kepala Disdik Sumsel Drs H Riza Fahlevi.
Dikatakan Kepala Disdik Sumsel Drs H Riza Fahlevi, bahwa untuk di SMA Negeri 10 Palembang ini sudah memiliki kata SIAP dan IKHLAS.
Dimana untuk kata SIAP itu sendiri untuk kalimat S adalah Semangat dan Sinergi, sedangkan pada kalimat I adalah inovasi, karena pembelajaran itu umpamanya saya seorang guru matematik ngajar, ternyata ngajar terserap jika saya pakai Bahasa Indonesia cuma terserap oleh siswa hanya 50 persen.
“Tapi jika saya ngajar sedikit-dikit diselingi bahasa Sekayu, Komering atau bahasa lainnya, tahu-tahu 85 persen, maka lakukan inovasinya itu,” ujarnya.
Kemudian, kalimat A adalah Administrasi sangat penting, jangan administrasi seperti iya nian, banyak berjilid dibawa, tapi waktu mengajar dibuka saja tidak pernah, halaman tengah jangan- jangan belum dibuka.
Dan kalimat P adalah insya Allah harus menjadi Panutan dan Profesional. Sedangkan kata IKHLAS itu sendiri terdiri dari kalimat I adalah Integritas, kalimat K adalah Kekompakan bersama, kalimat H adalah Ha’hablum Minnallah dan Ha’hablum Minnannas.
“Kalimat L adalah Literasi, termasuk literasi Al-Qur’an untuk mewujudkan satu rumah satu desa satu rumah Tahfidz, dan sekolah juga harus begitu,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, setiap lulusan harus ada yang lulusan wisuda Tahfidz, tidak hafal 30 Juz, Juz 30 saja jadilah, apalagi 3 Juz, 5 Juz, dan selanjutnya. Kalimat A adalah Amanah, sedangkan kalimat S adalah Silaturahmi.
Harapannya di sekolah ini saya bangga sudah jadi menjadi sekolah penggerak, berarti kepala sekolahnya sudah lulus seleksi. Dan hari ini melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka, dan tentunya cita-cita dari in house training implementasi kurikulum merdeka bukan hanya ceremonial saja.
“Tapi punya makna bisa melaksanakan bagaimana untuk yang diwujudkan oleh Mas Nadiem Makarim ini,” katanya.
Menurut Kepala SMA Negeri 10 Palembang Rojali, terhitung mulai tahun pelajaran ini, kita mendapat SK dari Kementerian dibawah langsung Direktorat Pembinaan SMA, bahwa SMA Negeri 10 Palembang mengingat kepala sekolahnya pada waktu tes beberapa waktu lalu lolos menjadi kepala sekolah penggerak, maka sekolah yang dipimpinnya otomatis menjadi sekolah piloting penggerak.
“Salah satunya adalah SMA Negeri 10 Palembang, kita di Palembang ada 5 sekolah, bahwa ada SMA Negeri 10 Palembang, SMA Negeri 18 Palembang, SMA Negeri 12, SMA Negeri Plus 17, dan SMA Negeri Sumsel Palembang,” bebernya.
Masih disampaikannya, dimana itu merupakan piloting Direktorat Pembinaan SMA berdasarkan SK dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), bahwa sekolah ini ditunjuk sebagai piloting.
Sedangkan sekolah-sekolah lain dikota Palembang ada juga yang ikut tetapi secara mandiri, bagi mereka yang tidak lolos kemarin yang tes untuk kepala-kepala sekolahnya.
“Dimana mereka diberi kesempatan untuk mengikuti sekolah penggerak atau pelaksana ditahun pelajaran ini menjadi sekolah penggerak, atau melaksanakan kurikulum merdeka ditahun pelajaran ini yaitu secara mandiri,” jelasnya.
(DNL)